Jumat, 11 Februari 2011

Akhirat


Hari Akhir
Perbandingan kehidupan dunia dengan akhirat adalah bagaikan setitik air terhadap seluruh samudera. -- Hadis
Dunia yang saat ini kita rasakan sebagai alam nyata, sesungguhnya bukanlah alam yang benar-benar nyata, melainkan hanya bagian fana dari kehidupan yang lebih luas. Pada saat yang telah ditentukan, kita akan meninggalkan dunia fana yang penuh keterbatasan ini, menuju ke bagian dunia luas yang sungguh-sungguh nyata. Demikian telah digariskan dengan Rahmat (Kasih) Allâh. Akhir dunia fana ini disebut dengan Yaumul Qiyamah atau hari kiamat.
Para ulama membagi kiamat atas (1) kiamat shugra atau kiamat kecil, yaitu kembalinya satu per satu insan manusia meninggalkan dunia fana; dan (2) kiamat kubra atau kiamat total, yaitu dihancurkannya dan diakhirinya seluruh fisik dan hukum dunia fana.
Akhirat adalah dimensi fisik dan hukum-hukum dunia nyata yang terjadi setelah dunia fana berakhir. Di akhirat, akan dilakukan penilaian atas kualitas total setiap kepribadian manusia, dalam kaitan dengan hukum Allâh, secara menyeluruh. Hasil penilaian ini bersifat tetap, dan sangat berarti bagi setiap manusia. Jauh lebih berarti daripada apa yang selama ini dianggapnya memiliki arti di dunia fana. Kebahagiaan yang diterima di akhirat adalah kebahagiaan sejati. Tetapi juga, siksaan yang diterima di akhirat adalah siksaan sejati.
Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur`an yang menggambarkan dahsyatnya kejadian baik pada hari kiamat, maupun apa yang terjadi sesudahnya.
Yang seharusnya dilakukan sebagai wujud keimanan pada hari akhir adalah bersikap Taqwa, yaitu berjalan lurus di jalan Allâh dengan tekun, terpelihara, waspada, namun dengan penuh percaya diri. Al-Qur`an telah dinyatakan sebagai petunjuk bagi orang yang hendak mencapai ketaqwaan. Namun sebenarnya, dalam penciptaan jiwa manusia pun, Allâh telah mengilhamkan jalan ketaqwaan dan jalan kesesatan. Maka, orang-orang yang mensucikan jiwanya akan mencapai ketaqwaan. Dan ketaqwaan adalah satu-satunya nilai manusia di hadapan Allâh, baik di dunia fana ini maupun di akhirat kelak.
Di pihak lain, keimanan pada hari akhir tidak boleh membuat manusia mengabaikan kehidupan di dunia fana. Walaupun kehidupan di dunia ini diibaratkan hanya berupa setetes air dari sebuah samudera, namun setiap tetes air itu adalah karunia yang berharga sangat tinggi. Ajaran Islam tidak memisahkan urusan dunia fana dan urusan akhirat, melainkan mengajarkan untuk mengelola dan menyiapkan seluruh kehidupan itu dengan baik, dalam jalan ketaqwaan yang dinamis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar