Jumat, 11 Februari 2011

Muhammad S.A.W

Muhammad S.A.W. "Tiadalah Kami utus engkau (Muhammad), melainkan untuk seluruh umat manusia, membawa kabar gembira, dan memberi peringatan. Namun kebanyakan manusia tidak mengerti." (QS Saba` 28)
Kota Makkah, di jazirah Arab.


Tempat di mana Nabi Ibrahim as pernah membangun kembali sebuah bangunan dinamai Ka`bah. Setelah sekian ratus tahun, ajaran Ibrahim as di daerah ini mulai pupus. Kepercayaan akan Allâh digabungkan dengan kepercayaan berhala dan politheisme (yang menyebar di Eropa, Persia, hingga India).
Muhammad (saw) dilahirkan di kota Makkah, tahun 571M, kira-kira pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April, sebagai seorang yatim. Almarhum ayahnya bernama Abdullâh, sedangkan ibunya bernama Aminah. Pada usia 6 tahun, Muhammad (saw) menjadi yatim piatu ketika ibunya pun meninggal. Muhammad (saw) dipelihara oleh kakeknya, Abdul Muthalib, sampai kakeknya itu pun meninggal, kemudian Muhammad (saw) tinggal bersama pamannya, Abu Thalib.
Muhammad (saw) tumbuh sebagai pribadi dengan sifat kepemimpinan, cerdas, berdaya ingat kuat, rendah hati, lembut, serta jujur dan benar perkataannya, sehingga pernah digelari Al-Amin (yang dapat dipercaya). Pamannya mendidiknya menjadi pedagang yang cakap, berdagang ke negeri-negeri utara (Syams, sekarang Syuriah).
Pada usia 25 tahun, Muhammad (saw) menikah dengan Khadijah. Keluarga Muhammad (saw) adalah keluarga yang terpandang. Perekonomian maju karena perdagangan yang berhasil, dan pribadinya terkenal karena kelurusannya.
Pada usia 40 tahun, Muhammad (saw) menerima wahyu Allâh yang pertama, saat sedang berkhalwat di gua Hiro`. Wahyu yang pertama diterima adalah 5 ayat berikut yang diterima dengan perantaraan malaikat Jibril:
Bacalah dengan nama Rabb-mu yang menciptakan.
Dia menciptakan manusia dari gumpalan.
Bacalah; Dan Rabb-mu Maha Pemurah.
Dia mengajarkan dengan pena.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
(QS Al-`Alaq 96:1-5) 



 
Kemudian Jibril menampakkan dirinya di seluruh ufuk. Muhammad (saw) pulang, terkejut, kedinginan. Khadijah menyelimutinya, menghiburnya. Beberapa saat kemudian, turunlah wahyu berikutnya:
Hai orang berselimut ! Bangun ! Dan sampaikan peringatan.
Dan Rabb-mu, agungkanlah.
Dan pakaianmu, sucikanlah.
Dan dosa-dosa, tinggalkanlah.
Jangan memberi untuk menerima lebih banyak.
Dan demi Rabb-mu, tabahlah !
(QS Al-Mudatsir 74:1-7)

Maka Muhammad (saw) pun mulai mengajarkan ajaran Islam kepada orang-orang disekitarnya. Ajaran tentang Allâh, bukan tuhan-tuhan dan berhala-berhala. Ajaran tentang kejujuran, bukan dusta dan kemunafikan. Namun di masyarakat saat itu, berhala yang 'nyata' masih menjadi simbol pemersatu, sehingga ajaran tentang Allâh yang tak berwujud, tak berkesetaraan, dipandang sebagai pengacau masyarakat.
Muhammad (saw) masih menunggu wahyu lebih lanjut. Namun hingga beberapa waktu kemudian, wahyu tidak datang lagi. Muhammad (saw) menjadi resah. Sekian waktu kemudian barulah diturunkan wahyu berikutnya:

Demi pagi yang cerah. Dan demi malam yang kelam.
Rabb-mu tidak pernah meninggalkanmu, dan tidak pula membencimu.
Akhir akan lebih baik daripada awal.
Dan Rabb-mu mengaruniaimu sehingga kamu ridha.
Bukankah Aku mendapatimu sebagai yatim, kemudian menuntunmu.
Bukankah Aku menemukanmu kebingungan, kemudian menunjukimu.
Bukankah Aku menemuimu kekurangan, kemudian mencukupimu.
Maka kepada yatim, jangan sewenang-wenang.
Kepada yang meminta, jangan mengusir.
Dan karunia Rabb-mu, sebarkanlah.
(QS Ad-Dhuha 93:1-11) 



 
Muhammad (saw) mulai mengajarkan Islam kepada istrinya, Khadijah, kemudian kepada sepupunya, Ali b Abi Thalib, dan seorang bekas budak, Zaid b Haritsa. Berikutnya, turut Islam pula Abu Bakar b Abi Quhafa, sahabat Muhammad (saw). Abu Bakar mengajak pula Utsman b Affan, Abdurrahman b `Auf, Talha b `Ubaidillâh, Sa`d b Abi Waqqash, dan Zubair b Al-`Awwam. Berikutnya berislam juga beberapa penduduk Makkah lain. Penganut Islam disebut Muslim. Saat itu, umat Islam sudah mulai melakukan ibadah bersama, tetapi masih sembunyi-sembunyi. Iman diperkuat oleh wahyu-wahyu Allâh yang turun berikutnya, dan juga oleh akhlak Nabi Muhammad (saw). Namun mayoritas penduduk Makkah masih menentang ajaran baru ini.
Pertentangan dengan penduduk Makkah, berikutnya menghasilkan pengucilan terhadap muslim, siksaan-siksaan fisik hingga pembunuhan, boikot berkepanjangan, dan akhirnya juga rencana makar. Beberapa dari umat muslim terpaksa berpindah ke negeri-negeri lain. Namun sementara itu, ajaran Islam juga mulai menjejak ke kota-kota di sekitar Makkah.
Atas perintah Allâh, Rasulullâh (saw) memutuskan untuk memindahkan basis perjuangan sementara ke Yatsrib. Ini yang disebut peristiwa hijrah.



Di Yatsrib, Rasulullâh (saw) mengkonsolidasikan masyarakat majemuk multietnik multiagama, berdasar peraturan bersama. Peraturan itu kelak disebut Konstitusi Madinah. Madinah adalah nama yang kelak diberikan umat Islam bagi kota Yatsrib.
Beberapa pengikut Rasulullâh (saw) mulai mengusulkan dilakukannya perang. Namun Rasulullâh (saw) menolak. Memang kemudian akhirnya Rasulullâh (saw) melakukan peperangan. Namun peperangan yang dilakukan Rasulullâh (saw) selalu atas nama perintah Allâh, ditegakkannya peraturan dan perjanjian, serta dilaksanakannya kebebasan beragama.


Perang pertama dilakukan di Badr. Saat itu penguasa Makkah yang anti Islam bersiap menyerbu kekuatan muslim di Madinah, dan di saat yang bersamaan sebagian orang Yahudi di Madinah berkampanye untuk mengusir umat muslim. Titik perang antara kafir Makkah melawan muslim terjadi di Badr. Sukarelawan muslim berjumlah 313 orang menghadapi 1000 orang kafir Makkah. Namun atas pertolongan Allâh, perang ini dimenangkan umat muslim.


Perang berikutnya terjadi di bukit Uhud. Pada perang ini, kampanye Yahudi berhasil melemahkan kekuatan sebagian pasukan muslim. 700 sukarelawan muslim menghadapi 3000 orang kafir Makkah. Di akhir pertempuran, kaum kafir dapat mengalahkan umat muslim yang mulai tidak berdisiplin. Berikutnya terjadi beberapa kali peperangan. Pada perang Khandaq, kekuatan Yahudi bergabung dengan kafir Makkah. Perimbangan 2000 di pihak muslim melawan 10000 di pihak lawan. Namun pihak muslim menyusun strategi dengan membangun parit perlindungan. Perang ini dimenangkan pihak muslim.


Setelah jelas bahwa umat muslim kuat untuk bertahan, pada tahun ke-6 setelah hijrah, Rasulullâh (saw) melakukan kunjungan ke Makkah dengan 1400 umat muslim untuk melakukan ibadah umrah di Masjidil Haram. Reputasi umat Rasulullâh (saw) cukup bagi kafir Makkah untuk tidak melakukan adu senjata.
Alih-alih, mereka mengusulkan perjanjian damai. Dalam perjanjian di Hudaibiyah itu disebutkan bahwa umat muslim harus kembali ke Madinah, tetapi di tahun berikutnya, umat-umat muslim dapat masuk ke kota Makkah tanpa gangguan. Perjanjian itu juga menyebutkan bahwa dalam interaksi antara umat muslim dengan penduduk Makkah, umat muslim boleh membelot, tetapi penduduk Makkah tidak boleh membelot, sementara pihak-pihak di luar dapat melakukan persekutuan dengan umat muslim atau dengan penguasa Makkah tanpa masalah. Nampaknya merugikan bagi Islam. Namun bagaimanapun, inilah saat pertama kali penguasa Makkah mengakui eksistensi 'Islam' sebagai agama 'yang lain', dan bukan kelompok pemberontak semata. Maka kembalilah pasukan muslim ke Madinah.
Bagaimanapun kaum kafir tetap sadar bahwa interaksi antara umat muslim akan melemahkan agama penduduk Makkah. Hingga dua tahun setelah perjanjian itu, jumlah umat Islam telah berlipat ganda di seluruh jazirah Arab. Meluasnya pengaruh Islam juga telah menimbulkan beberapa insiden dengan penguasa Romawi di utara. Pada saat itu, penguasa Makkah melanggar perjanjian. Akibatnya, pada tahun berikutnya, Rasulullâh (saw) kembali menggelar pasukan ke Makkah. Dengan hanya insiden-insiden kecil, Makkah dapat dikuasai oleh umat muslim. Dan pada hari itu Rasulullâh (saw) langsung mengumumkan amnesti massal bagi musuh-musuhnya di Makkah, selama tidak melakukan perlawanan.
Interaksi tanpa paksaan antara agama yang benar dengan ajaran irasional akan mengembalikan fitrah manusia kepada kebenaran. Maka banyaklah warga Makkah yang masuk Islam, termasuk mereka yang tadinya memusuhi Islam dengan keras.
Rasulullâh (saw) menjadi tokoh yang penting. Namun demikian, ia tetap berlaku sebagai manusia yang sangat sederhana. Tidur hanya di atas tanah yang berlapis daun-daunan, di dalam gubuk yang sangat kecil. Namun ia tidak miskin. Pada waktu-waktu tertentu, Rasulullâh (saw) menyembelih ternak yang cukup mahal sebagai qurban, dan dagingnya dibagikan kepada kaum fakir miskin. Sahabatnya sering menangis melihat kesederhanaan Rasulullâh (saw). Tetapi kaum papa menghormati sikap hidupnya dan kedekatannya pada mereka.
Rasulullâh (saw) wafat pada 12 Rabiul Awal, 23 tahun setelah kerasulan. Namun hingga hari ini, namanya selalu disebut setiap umat muslim setiap hari. Sabdanya dibahas tuntas. Perilakunya ditiru umat muslim yang shalih. Bagi umat muslim, Rasulullâh, Muhammad saw, tidak pernah meninggalkan dunia.

Akhirat


Hari Akhir
Perbandingan kehidupan dunia dengan akhirat adalah bagaikan setitik air terhadap seluruh samudera. -- Hadis
Dunia yang saat ini kita rasakan sebagai alam nyata, sesungguhnya bukanlah alam yang benar-benar nyata, melainkan hanya bagian fana dari kehidupan yang lebih luas. Pada saat yang telah ditentukan, kita akan meninggalkan dunia fana yang penuh keterbatasan ini, menuju ke bagian dunia luas yang sungguh-sungguh nyata. Demikian telah digariskan dengan Rahmat (Kasih) Allâh. Akhir dunia fana ini disebut dengan Yaumul Qiyamah atau hari kiamat.
Para ulama membagi kiamat atas (1) kiamat shugra atau kiamat kecil, yaitu kembalinya satu per satu insan manusia meninggalkan dunia fana; dan (2) kiamat kubra atau kiamat total, yaitu dihancurkannya dan diakhirinya seluruh fisik dan hukum dunia fana.
Akhirat adalah dimensi fisik dan hukum-hukum dunia nyata yang terjadi setelah dunia fana berakhir. Di akhirat, akan dilakukan penilaian atas kualitas total setiap kepribadian manusia, dalam kaitan dengan hukum Allâh, secara menyeluruh. Hasil penilaian ini bersifat tetap, dan sangat berarti bagi setiap manusia. Jauh lebih berarti daripada apa yang selama ini dianggapnya memiliki arti di dunia fana. Kebahagiaan yang diterima di akhirat adalah kebahagiaan sejati. Tetapi juga, siksaan yang diterima di akhirat adalah siksaan sejati.
Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur`an yang menggambarkan dahsyatnya kejadian baik pada hari kiamat, maupun apa yang terjadi sesudahnya.
Yang seharusnya dilakukan sebagai wujud keimanan pada hari akhir adalah bersikap Taqwa, yaitu berjalan lurus di jalan Allâh dengan tekun, terpelihara, waspada, namun dengan penuh percaya diri. Al-Qur`an telah dinyatakan sebagai petunjuk bagi orang yang hendak mencapai ketaqwaan. Namun sebenarnya, dalam penciptaan jiwa manusia pun, Allâh telah mengilhamkan jalan ketaqwaan dan jalan kesesatan. Maka, orang-orang yang mensucikan jiwanya akan mencapai ketaqwaan. Dan ketaqwaan adalah satu-satunya nilai manusia di hadapan Allâh, baik di dunia fana ini maupun di akhirat kelak.
Di pihak lain, keimanan pada hari akhir tidak boleh membuat manusia mengabaikan kehidupan di dunia fana. Walaupun kehidupan di dunia ini diibaratkan hanya berupa setetes air dari sebuah samudera, namun setiap tetes air itu adalah karunia yang berharga sangat tinggi. Ajaran Islam tidak memisahkan urusan dunia fana dan urusan akhirat, melainkan mengajarkan untuk mengelola dan menyiapkan seluruh kehidupan itu dengan baik, dalam jalan ketaqwaan yang dinamis.

Malaikat



Malaikat-malaikat
Allâh menciptakan mahkluk-makhluk untuk menjalankan alam semesta ini. Di antara makhluk-makhluk Allâh, ada yang diciptakan nyata (yaitu meliputi seluruh zat dan energi fisik, termasuk makhluk-makhluk biologis), dan ada yang diciptakan ghaib . Hukum fisik real berlaku untuk mahkhuk nyata, dan hukum ghaib berlaku untuk makhluk ghaib. Tidak banyak yang dapat diketahui manusia tentang keghaiban, kecuali yang diinformasikan Allâh melalui rasul dan kitab-Nya.
Salah satu jenis makhluk ghaib adalah malaikat. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Jumlah malaikat sangat banyak [kita tidak akan membahas lagi kata jumlah dalam dimensi ghaib]. Beberapa nama malaikat yang perlu dikenal adalah :

  1. Jibril (Ruhul Amin, Ruhul Qudus, Gabriel). Bertugas menyampaikan wahyu dari Allâh.
  2. Mikail (Michael). Mengatur urusan pengaturan semesta, termasuk rizqi manusia.
  3. Izrail (Malaikat maut). Mencabut ruh semua makhluk.
  4. Israfil. Meniup sangkakala pertanda hari kiamat.
  5. Raqib. Mencatat amal baik manusia.
  6. Atid. Mencatat amal buruk manusia.
  7. Munkar dan
  8. Nakir. Menanyai manusia yang baru wafat.
  9. Ridwan. Menjaga surga.
  10. Malik. Menjaga neraka.

Keutamaan Bulan Ramadhan


KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN


1. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:

Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa'." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

2. Dari Ubadah bin AshShamit, bahwa Rasulullah bersabda:

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini. " (HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya).
Al-Mundziri berkata: "Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Al-Baihaqi, keduanya dari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah, tetapi setahuku dia tidak pemah mendengar darinya."

3. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda:

"Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu berfirman (kepada Surga),'Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam. "Beliau ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab beliau, 'Tidak. Namun ovang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalnya.' " (HR. Ahmad)'"
Isnad hadits tersebut dha'if, dan di antara bagiannya ada nash-Nash lain yang memperkuatnya.


1. Dalil :

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda:
"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.' Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi."

2. Bagaimana ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?

Perlu diketahui, bahwa ber-taqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini -yang selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam segala hal, seperti: dusta, kezhaliman dan pelanggaran terhadap orang lain dalam masalah darah, harta dan kehormatannya. Untuk itu, Nabi bersabda : "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya dari makan dan minum." (HR. Al-Bukhari).
Inti pernyataan ini, bahwa tidak sempurna ber-taqarrub kepada Allah Ta'ala dengan meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan hal-hal yang haram.
Dengan demikian, orang yang melakukan hal-hal yang haram kemudian ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub dengan hal-hal yang sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya dalam shalat malam dan puasa maka ia mendapat pahala karenanya. Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang hari berniat agar kuat beramal (bekerja) maka tidurnya itu merupakan ibadah.
Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam harinya. Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi makan dan bersyukur.

3. Syarat mendapat pahala puasa :

Di antara syaratnya, agar berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia termasuk orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do'anya.
Orang berpuasa yang berjihad :

Perlu diketahui bahwa orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan dua jihad, yaitu :
    • Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.
    • Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, memenuhi segala hak-haknya dan bersabar terhadapnya, niscaya diberikan kepadanya pahala yang tak terhitung. Lihat Lathaa'iful Ma 'arif, oleh Ibnu Rajab, him. 163,165 dan 183.

Hanya Ingin Mengingatkan


Hanya ingin mengingatkan
 

 

Kubur setiap hari menyeru manusia sebanyak lima kali:

 

1. Aku rumah yang terpencil, maka kamu akan senang dengan
selalu  membaca Al-Quran.

2. Aku rumah yang gelap, maka terangilah aku dengan selalu
solat malam.

3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu, bawalah amal
soleh yang menjadi hamparan.

  4. Aku rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Basmallah
sebagai  penawar.

5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka banyaklah
bacaan

     "Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah", supaya
kamu dapat jawaban kepadanya.

 

 

Lima Jenis Racun dan Lima Penawarnya;

 

1. Dunia itu racun,  zuhud itu obatnya.

2. Harta itu racun,  zakat itu obatnya.

3. Perkataan yang sia-sia itu racun,  zikir itu obatnya.

4. Seluruh umur itu racun,  taat itu obatnya.

5. Seluruh tahun itu racun,  Ramadhan itu obatnya.




Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Iblis



Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata : ?Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar : ?Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku ? Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :?Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?? Para sahabat menjawab , ?Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui ? Rasulullah berkata : ?Dia adalah Iblis yang terkutuk ?semoga Allah senantiasa melaknatnya? Umar bin Khattab r.a. berkata :?Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?? Nabi SAW berkata pelan :?Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa
yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan
kepada kalian ! ?



Ibnu Abbas berkata : ?Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis
masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang
yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya
berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya
seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani]
memanjang [terbelah ke-atas, tidak kesamping], kepalanya
seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya
memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya
seperti bibir macan / kerbau [tsur]. Dia  berkata,
?Assalamu ?laika ya Muhammad, assalamu ?laikum ya
jamaa?tal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai
golongan muslimin]?lt;/I>. Nabi SAW menjawab :?Assamu
lillah ya la?in [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai
makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya
keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis?



Iblis berkata :?Wahai Muhammad, aku datang bukan karena
keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa
[diperintah].?



Nabi SAW berkata :?Apa yang membuatmu terpaksa harus
datang kesini, wahai terlaknat??



Iblis berkata,?Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan
Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ?esungguhnya
Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW
dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu
kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu
terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu
mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang
ditanyakan kepa-damu? Allah SWT bersabda,?Demi kemulia-an
dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan
tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang
dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana
yang menimpamu? Wahai Muhammad, sekarang aku datang
kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku
apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang
apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas
atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih
berat bagiku  daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa
diriku?



Rasulullah kemudian mulai bertanya :?Jika kamu jujur,
beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu
benci ??



Iblis menjawab :?Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah
makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian
orang-orang yangmengikuti agamamu?



Rasulullah SAW :?Siapa lagi yang kamu benci??



Iblis :?Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya
kepada Allah SWT?



Rasulullah :?Lalu siapa lagi ??



Iblis :?Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat]
yang saya tahu, lagi penyabar?



Rasulullah :?Lalu, siapa lagi ??



Iblis :?Orang yang terus menerus menjaga diri dalam
keadaan suci dari kotoran?



Rasulullah :?Lalu, siapa lagi ??



Iblis :?Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak
menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak
mengadukan keluh-kesahnya ?



Rasulullah :?Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu pe-nyabar ??



Iblis :?Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya
kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak
memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang
sabar ?



Rasulullah :?Lalu, siapa lagi ??



Iblis :?Orang kaya yang bersyukur ?



Rasulullah bertanya :?Bagaimana kamu tahu bahwa ia
bersyu-kur ??



Iblis :?Jika aku melihatnya meng-ambil dari dan
meletakkannya pada tempat yang halal?



Rassulullah :?agaimana keadaanmu jika kamu umatku
mengerjakan shalat ??



Iblis :?ku merasa panas dan gemetar?



Rasulullah :?enapa, wahai terlaknat??



Iblis :?Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada
Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya
satu tingkat?



  Rasulullah :?ika mereka shaum ??



Iblis : ?Saya terbelenggu sampai mereka berbuka
puasa?lt;/SPAN>.



Rasulullah :?Jika mereka menunaikan haji ??



Iblis :?Saya menjadi gila?



Rasulullah :?ika mereka membaca Al Qur?n ??



Iblis :?Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api?



Rasulullah :?Jika mereka berzakat ??



Iblis :?Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil
gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua?



Rasulullah :?Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ??



Iblis :?Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu.
Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua,
menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang
lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang
antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat,
Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak
menimpanya?



Rasulullah :?pa pendapatmu tentang Abu Bakar??



Iblis :?Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak
taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada
masa Islam?



Rasulullah :?Apa pendapatmu tentang Umar ??



Iblis :?Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku
lari darinya?



Rasulullah :?pa pendapatmu tentang Utsman ??



Iblis :?Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu
kepadanya?



Rasulullah :?pa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib ??



Iblis :?Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak
pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan
kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku
meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah
melakukan hal itu?



Rasulullah :?Segala puji hanya bagi Allah yang telah
membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari
kiamat?



Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad :?Hay-hata
hay-hata [tidak
mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa  umatmu bahagia
sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat.
Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke
dalam diri mereka melalui alirtan darah, daging, sedangkan
mereka tidak melihatku.  Demi Tuhan yang menciptakanku dan
membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan
aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang
pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir
dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis
[ikhlas]?



Rasulullah :?iapa yang mukhlis itu  menurutmu ??



Iblis dengan panjang-lebar menjawab :?Apakah engkau tidak
tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar,
dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku
melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji
dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah,
maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai
harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat]
dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan
kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk
salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau
bahwa cinta kedudukan [riyasah]  termasuk dosa besar. Dan
bahwa sombong, juga termasuk dosa besar.  Wahai Muhammad,
tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu
anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu
syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk
menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak
muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian
lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda,
tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara
anak-anak kecilnyam, mereka bermain apa saja yang mereka
kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan
untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian
lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk
ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan
ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain,
sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari
sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil
keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah
tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah
engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang
beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga
setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da?ahnya. Aku
tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh,
dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam
Qur?n dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] :?lt;SPAN
style="mso-spacerun: yes">  (Bujukan orang-orang munafik
itu adalah) seperti
(bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada
manusia:"Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah
kafir ia berkata:"Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu
karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta
alam". (QS. 59:16).



Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan
itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali
berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan
barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku.
Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam
dan Hawa, ?Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua?
Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah,
membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu
domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek
adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq,
bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa,
meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa
membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi
haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai
hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak
hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata
saja.



Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang
meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau
shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku
katakan kepadanya:?Masih ada waktu, sementara engkau
sibuk? Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan
mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul
wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu
syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang
atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan
shalat aku katakan kepadanya,?Lihatlah kiri-kanan? lalu ia
menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan
aku cium antara kedua matanya dan aku katakan
kepadanya,?Aku telah menyuruh apa yang tidak baik
selamanya? Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa
yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul
wajahnya.



Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat
sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia
?encucuk?shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan
tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat
berjamaah aku cambuk dia dengan ?ijam?[cambuk] lalu aku
angkat kepalanyasebelum imam mengangkat kepalanya. Aku
letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa
yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan
mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari
kiyamat nanti.



Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk
mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia
mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku
tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh
tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya  dan
dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia.
Dia menjadi pendengar kami yang setia.



Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang
miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan
kepadanya,?Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya
diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni?at dari
Allah? Aku katakan kepada orang yang sakit :?Tinggalkanlah
shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib
atas orang yang sehat, karena Allah berkata :?Tidak ada
halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang,
tidak
(pula) bagi orang sakit, ??Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61)
Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh,
kamu harus shalat yang diwajibkan? Sampai dia mati dalam
keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat
ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya.
Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah
kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir.  Wahai Muhammad,
bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku
mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.



Nabi berkata :?Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ??



Iblis :?Pemakan riba?



Nabi :?Siapa teman kepercayaanmu [shadiq] ??



Iblis :?Pe-zina?



Nabi :?Siapa teman tidurmu ??



Iblis :?Orang yang mabuk?



Nabi :?Siapa tamumu ??



Iblis :?Pencuri?



Nabi:?Siapa utusanmu ??



Iblis :?ukang Sihir?lt;/SPAN>.



Nabi :?Apa kesukaanmu ??



Iblis :?Orang yang bersumpah cerai?



Nabi :?iapa kekasihmu ??



Iblis :?rang yang meninggalkan shalat Jum?t?



Nabi :?ahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu ??



Iblis :?ingkikan kuda untuk berperang di jalan Allah?



Nabi :?Apa yang melelehkan badanmu ??



Iblis:?obatnya orang yang bertaubat?



Nabi:?pa yang menggo-songkan [membuat panas] hatimu ??



Iblis:?Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam.



Nabi:?Apa yang memuramkan wajahmu [membuat merasa malu dan
hina]??



Iblis:?Zakat secara sembunyi-sembunyi?



Nabi:?Apa yang membutakan matamu ??



Iblis :?Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]?lt;/SPAN>.



Nabi:?Apa yang memukul kepalamu ??



Iblis:?MemperbBanyak shalat berjamaah?lt;/SPAN>.



Nabi:?Siapa yang paling bisa membahagiakanmu ??



Iblis :?Orang yang sengaja meninggalkan shalat?lt;/SPAN>.



Nabi:?siapa manusia yang paling sengsara [celaka]
menurutmu??



Iblis:?rang kikir / pelit?lt;/SPAN>.



Nabi:?Siapa yang paling menyita pekerjaanmu
[menyibukkanmu] ??



Iblis:?Majlis-majlis ulama?



Nabi:?Bagaimana kamu makan ??



Iblis:?engan tangan kiriku dan dengan jari-jariku?



Nabi:?imana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas ??



Iblis:?Dibalik kuku-kuku manusia?



Nabi:?Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah ??



Iblis:?Sepuluh perkara?



Nabi:?Apa itu wahai terlaknat ??



Iblis :?Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat
berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak
mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok
mereka. Itulah maksud firman Allah :

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka
dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan
berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah
dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah
mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada
mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64)

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya
ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang
bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak
dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan
kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan
istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya
melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu
pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari
penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah
temannya. Itulah maksud firman Allah :?lt;B> ?.  , dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu
yang berjalan kaki ? (QS. 17:64) .  Saya memohon
kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah
kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya
pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya
al-Qur?n, maka syair adalah al-Qur?nku. Saya memohon agar
punya adzan, mka terompet adalah panggilan adzanku. Saya
memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang
mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya
teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok
al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan
saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka
orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk
kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca
ayat : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27)



Rasulullah berkata :?Andaikata tidak setiap apa yang
engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah
tentu aku tidak akan membenarkanmu?



Lalu Iblis meneruskan :?Wahai Muhammad, saya memohon
kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam
sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah
menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah
mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan
kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau,
dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku
:?Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta? Akhirnya
saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat.
Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada
yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan
mengikutiku sampai hari kiamat.



Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan
kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur
meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu
ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan
shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama
Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan
ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak
saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamer-kan
ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu.
Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari
seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu
pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara
rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi
yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata
semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika
khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka
terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa
yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur
tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.



Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang
duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di dagingbyang
mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada
orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian
berkata kepadanya,?keluarkan tanganmu? Akhirnya ia
mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu
kelihatan nodanya.



Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan
sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan
menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk
menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir
manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan
?Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
Utusan-Nya? dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan
berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak
memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan
tetapi engkau adalah seorang utusandan penyampai amanah
dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan
untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan
segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau
hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap
makhluq-Nya. Ementara saya adalah hanyalah menjadi sebab
celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah
menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung
adalahorang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam
perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang
yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.



Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud :
Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia
umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi
rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan
mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan;
sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin
dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. 11:119)
dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas
Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya.
(Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya
pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah
ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,
(QS. 33:38)?



Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis : ?Wahai Abu
Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan
kembali kepada Allah, sementara saya akan menjamin-mu
masuk surga?



Ia iblis menjawab :?Wahai Rasulullah, ketentuan telah
memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang
terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha
Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi
dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan
meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya
sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para
penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir.
Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu
dan saya mengatakan yang sejujurnya?



Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam,
awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan
salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi
yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta
para Utusan dan Para Nabi.

Zakat Fitrah


Diantara dalil yang menganjurkan untuk menunaikan zakat fitrah adalah :
1. Firman Allah Ta'ala:

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat" (Al-A'la: 14-15)

2. Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu, ia berkata :

" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fitrah bagi orang merdeka dan hamba sahaya, laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar (zakat fituah tersebut) ditunaikan sebelum orang-orang melakukan shalat 'Id (hari Raya) " (Muttafaq 'Alaih)

Setiap muslim wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang yang dalam tanggungannya sebanyak satu sha' (+- 3 kg) dari bahan makanan yang berlaku umum di daerahnya. Zakat tersebut wajib baginya jika masih memiliki sisa makanan untuk diri dan keluarganya selama sehari semalam.
Zakat tersebut lebih diutamakan dari sesuatu yang lebih bermanfaat bagi fakir miskin.
Adapun waktu pengeluarannya yang paling utama adalah sebelum shalat 'Id, boleh juga sehari atau dua lari sebelumnya, dan tidak boleh mengakhirkan mengeluaran zakat fitrah setelah hari Raya. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu :
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fihrah sebagai penyuci orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan ucapan kotor, dan sebagai pemberian makan kepada fakir miskin.
"Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum shalat 'Id, maka zakatnya diterima, dan barang siapa yang membayarkannya setelah shalat 'Id maka ia adalah sedekah biasa. "(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
(Dan diriwayatkan pula Al Hakim, beliau berkata : shahih menurut kriteria Imam Al-Bukhari.)
Zakat fitrah tidak boleh diganti dengan nilai nominalnya(*),(*)''' Berdasarkan hadits Abu Said Al Khudhri yang menyatakan bahwa zakat fithrah adalah dari limajenis makanan pokok (Muttafaq 'Alaih). Dan inilah pendapat jumhur ulama. Selanjutnya sebagian ulama menyatakan bahwa yang dimaksud adalah makanan pokok masing-masing negeri. Pendapat yang melarang mengeluarkan zakat fithrah dengan uang ini dikuatkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam juga terdapat nilai tukar (uang), dan seandainya dibolehkan tentu beliau memerintahkan mengeluarkan zakat dengan nilai makanan tersebut, tetapi beliau tidak melakukannya. Adapun yang membolehkan zakat fithrah dengan nilai tukar adalah Madzhab Hanafi.
Karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan diperbolehkan bagi jamaah (sekelompok manusia) memberikan jatah seseorang, demikian pula seseorang boleh memberikan jatah orang banyak.
Zakat fitrah tidak boleh diberikan kecuali hanya kepada fakir miskin atau wakilnya. Zakat ini wajib dibayarkan ketika terbenamnya matahari pada malam 'Id. Barangsiapa meninggal atau mendapat kesulitan (tidak memiliki sisa makanan bagi diri dan keluarganya, pen.) sebelum terbenamnya matahari, maka dia tidak wajib membayar zakat fitrah. Tetapi jika ia mengalaminya seusai terbenam matahari, maka ia wajib membayarkannya (sebab ia belum terlepas dari tanggungan membayar fitrah).


Di antara hikmah disyari'atkannya zakat fitrah adalah :

a. Zakat fitrah merupakan zakat diri, di mana Allah memberikan umur panjang baginya sehingga ia bertahan dengan nikmat-l\lya.
b. Zakat fitrah juga merupakan bentuk pertolongan kepada umat Islam, baik kaya maupun miskin sehingga mereka dapat berkonsentrasi penuh untuk beribadah kepada Allah Ta'ala dan bersukacita dengan segala anugerah nikmat-Nya.
c. Hikmahnya yang paling agung adalah tanda syukur orang yang berpuasa kepada Allah atas nikmat ibadah puasa. (Lihat Al Irsyaad Ila Ma'rifatil Ahkaam, oleh Syaikh Abd. Rahman bin Nashir As Sa'di, hlm. 37. )
d. Di antara hikmahnya adalah sebagaimana yang terkandung dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma di atas, yaitu puasa merupakan pembersih bagi yang melakukannya dari kesia-siaan dan perkataan buruk, demikian pula sebagai salah satu sarana pemberian makan kepada fakir miskin.

Ya Allah terimalah shalat· kami, zakat dan puasa kami serta segala bentuk ibadah kami sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan selalu kepada Nabi Muhammad, segenap keluarga dan sahabatnya. Amin.



Hari raya adalah saat berbahagia dan bersuka cita. Kebahagiaan dan kegembiraan kaum mukminin di dunia adalah karena Tuhannya, yaitu apabila mereka berhasil menyempurnakan ibadahnya dan memperoleh pahala amalnya dengan kepercayaan terhadap janji-Nya kepada mereka untuk mendapatkan anugerah dan ampunan-Nya. Allah Ta 'ala berfirman :
"Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. " (Yunus: 58).
Sebagian orang bijak berujar: "Tiada seorang pun yang bergembira dengan selain Allah kecuali karena kelalaiannya terhadap Allah, sebab orang yang lalai selalu bergembira dengan permainan dan hawa nafsunya, sedangkan orang yang berakal merasa Senang dengan Tuhannya."
Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, kaum Anshar memiliki dua hari istimewa, mereka bermain-main di dalamnya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, (yaitu) 'Idul fitri dan 'Idul Adha (HR. Abu Daud dan An-Nasa'i dengan sanad hasan).
Hadits ini menunjukkan bahwa menampakkan rasa suka cita di hari Raya adalah sunnah dan disyari'atkan. Maka diperkenankan memperluas hari Raya tersebut secara menyeluruh kepada segenap kerabat dengan berbagai hal yang tidak diharamkan yang bisa mendatangkan kesegaran badan dan melegakan jiwa, tetapi tidak menjadikannya lupa untuk ta'at kepada Allah.
Adapun yang dilakukan kebanyakan orang di saat hari Raya dengan berduyun-duyun pergi memenuhi berbagai tempat hiburan dan permainan adalah tidak dibenarkan, karena hal itu tidak sesuai dengan yang disyari'atkan bagi mereka seperti melakukan dzikir kepada Allah. Hari Raya tidak identik dengan hiburan, permainan dan penghambur-hamburan (harta), tetapi hari Raya adalah untuk berdzikir kepada Allah dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Makanya Allah gantikan bagi umat ini dua buah hari Raya yang sarat dengan hiburan dan permainan dengan dua buah Hari Raya yang penuh dzikir, syukur dan ampunan.
Di dunia ini kaum mukminin mempunyai tiga hari Raya: hari Raya yang selalu datang setiap minggu dan dua hari Raya yang masing-masing datang sekali dalam setiap tahun.
Adapun hari Raya yang selalu datang tiap minggu adalah hari Jum'at, ia merupakan hari Raya mingguan, terselenggara sebagai pelengkap (penyempurna) bagi shalat wajib lima kali yang merupakan rukun utama agama islam setelah dua kalimat syahadat.
Sedangkan dua hari Raya yang tidak berulang dalam waktu setahun kecuali sekali adalah:

1. 'Idul Fitri setelah puasa Ramadhan, hari raya ini terselenggara sebagai pelengkap puasa Ramadhan yang merupakan rukun dan asas Islam keempat. Apabila kaum muslimin merampungkan puasa wajibnya, maka mereka berhak mendapatkan ampunan dari Allah dan terbebas dari api Neraka, sebab puasa Ramadhan mendatangkan ampunan atas dosa yang lain dan pada akhirnya terbebas dari Neraka.
Sebagian manusia dibebaskan dari Neraka padahal dengan berbagai dosanya ia semestinya masuk Neraka, maka Allah mensyari'atkan bagi mereka hari Raya setelah menyempurnakan puasanya, untuk bersyukur kepada Allah, berdzikir dan bertakbir atas petunjuk dan syari'at-Nya berupa shalat dan sedekah pada hari Raya tersebut.
Hari Raya ini merupakan hari pembagian hadiah, orang-orang yang berpuasa diberi ganjaran
puasanya, dan setelah hari Raya tersebut mereka mendapatkan ampunan.
2. 'Idul Adha Oiari Raya Kurban), ia lebih agung dan utama daripada 'Idul Fitri. Hari Raya ini terselenggara sebagai penyempurna ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima, bila kaum muslimin merampungkan ibadah hajinya, niscaya diampuni dosanya.
Inilah macam-macam hari Raya kaum muslimin di dunia, semuanya dilaksanakan saat rampungnya ketakwaan kepada Yang Maha Menguasai dan Yang Maha Pemberi, di saat mereka berhasil memperoleh apa yang dijanjikan-Nya berupa ganjaran dan pahala. (Lihat Lathaa'iful Ma'arif, oleh Ibnu Rajab, hlm. 255-258)



Pada saat hari Raya 'Idul Fitri, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenakan pakaian terbaiknya dan makan kurma -dengan bilangan ganjil tiga, lima atau tujuh- sebelum pergi melaksanakan shalat 'Id. Tetapi pada 'Idul Adha beliau tidak makan terlebih dahulu sampai beliau pulang, setelah itu baru memakan sebagian daging binatang sembelihannya.
Beliau mengakhirkan shalat 'Idul Fitri agar kaum muslimin memiliki kesempatan untuk membagikan zakat fitrahnya, dan mempercepat pelaksanaan shalat 'Idul Adha supaya kaum muslimin bisa segera menyembelih binatang kurbannya.
Mengenai hal tersebut, Allah Ta 'ala berfirman :
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah " (Al Kautsar: 2).
Ibnu Umar sungguh-sungguh dalam mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak keluar untuk shalat 'Id kecuali setelah terbit matahari, dan dari rumah sampai ke tempat shalat beliau senantiasa bertakbir.
Nabi shallallahu blaihi wasallam melaksanakan shalat' Id terlebihdahulu baru berkhutbah, dan beliau shalat duaraka'at· Pada rakaat pertama beliau bertakbir 7 kali berturut-turut dengan Takbiratul Ihram, dan berhenti sebentar di antara tiap takbir. Beliau tidak mengajarkan dzikir tertentu yang dibaca saat itu. Hanya saja ada riwayat dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, ia berkata: "Dia membaca hamdalah dan memuji Allah Ta 'ala serta membaca shalawat.
Dan diriwayatkan bahwa Ibnu Umar mengangkat kedua tangannya pada setiap bertakbir.
Sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah bertakbir membaca surat Al-Fatihah dan "Qaf" pada raka'at pertama serta surat "Al-Qamar" di raka'at kedua.
Kadang-kadang beliau membaca surat "Al-A'la" pada raka'at pertama dan "Al-Ghasyiyah" pada raka'at kedua. Kemudian beliau bertakbir lalu ruku' dilanjutkan takbir 5 kali pada raka'at kedua lain membaca Al-Fatihah dan surat. Setelah selesai beliau menghadap ke arah jamaah, sedang mereka tetap duduk di shaf masing-masing, lalu beliau menyampaikan khutbah yang berisi wejangan, anjuran dan larangan.
Beliau selalu melalui jalan yang berbeda ketika yang terkenal sangat bersungguh-mengikuti sunnah Nabi shallallahu berangkat dan pulang (dari shalat) 'Id.' Beliau selalu mandi sebelum shalat 'Id.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa memulai setiap khutbahnya dengan hamdalah, dan bersabda :
"Setiap perkara yang tidak dimulai dengan hamdalah, maka ia terputus (dari berkah). " (HR.Ahmad dan lainnya).
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, ia berkata :
"Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menunaikan shalat 'Id dua raka'at tanpa disertai shalat yang lain baik sebelumnya ataupun sesudahnya. " (HR. Al Bukhari dan Muslim dan yang lain).
Hadits ini menunjukkan bahwa shalat 'Id itu hanya dua raka'at, demikian pula mengisyaratkan tidak disyari'atkan shalat sunnah yang lain, baik sebelum atau sesudahnya. Allah Mahatahu segala sesuatu, shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, seluruh anggota keluarga dan segenap sahabatnya.



Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun . (HR. Muslim).
Imam Ahmad dan An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallahu 'alaihi wasalllam bersabda:
"Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.)
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa berpuasa Ramadham lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun. " (HR. Al-Bazzar) (Al Mundziri berkata: "Salah satu sanad yang befiau miliki adalah shahih.")
Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, karena setiap hasanah (tebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.
Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di antaranya :

1. Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.
2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala'amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.
Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.
4. Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa.
Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali "(An-Nahl: 92)
5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.

Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.
Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosam dan berat apalagi benci.
Seorang Ulama salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar:
"Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sunggguh di sepanjang tahun."
Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.
Ketahuilah, amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta'ala berfirman :
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) " (Al-Hijr: 99)
Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.
Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu ke haribaan Nabi, segenap keluarga dan sahabatnya.






RAHASIA PUASA

Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita. Betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.
Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.

a.Menguatkan Jiwa.

Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat
berdasarkan ilmu-Nya (QS 45:23).
Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).

b.Mendidik Kemauan.

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar.
Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

c.Menyehatkan Badan.

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

d.. Mengenal Nilai Kenikmatan.

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.
Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil.
Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).

e.Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain.

Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini
masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan sebagainya.
Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).